Indonesia Racing – Gemerlap dunia balap Nasional kini semakin menjanjikan. Adalah Rusman Fadhil sosok anak muda asal Merauke, Papua yang bersikeras untuk belajar dan berkarir di Pulau Jawa. Modal bakat dan semangat pada titik atas untuk menjadi salah satu pebalap asal luar Jawa yang konsisten mengikuti kejuaraan balap Nasiona dan Internasional.Dengan iringan restu dari kedua orang tuanya dan dukungan sang kakak Harry Pandy yang juga mantan pembalap dalam memberikan arahan dan motivator. Dalam benak mahasiswa Universitas Janabadra Yogyakarta ini berprinsip,” segala sesuatu tidak mustahil terlaksana, bila kita menjalankan dengan benar dan penuh keyakinan. Allah SWT menyimpan rahasia di balik semangat umatnya, “ Ujarnya.
Selama proses belajar dan berkarir balapnya, Rusman Fadhil di tahun 2009 mendarat di Yogyakarta, justru tidak menemui kendala berarti, ini berkat ikhtiar dan semangatnya. Talentanya terlihat saat berada di kota kesultanan Yogyakarta, tentunya skillnya makin terasah ketika bersaing dengan pembalap papan atas di Pulau Jawa.Hijrahnya mantan pebalap tim Emana Papua Barat ke Pulau Jawa selain alasan menuntut ilmu, yang terutama adalah semangat untuk menjadi pebalap nasional. “ Jujur saya telat berkarir di balap, karena kompetisi di papua jarang sekali, harusnya saya masuk SMA sudah di Yogyakarta, tentunya lebih awal karir saya di balap nasional,” Ujarnya mengenang masa lalu.
Memulai karir sebagai pebalap pemula ( MP 3 dan Mp 4 ) yang kini sedang study ilmu hukum mempunyai gairah yang berlebih untuk mendukung obsesinya. Hasil jerih payahnya dalam menjalankan kompetisi balap Yamaha Cup race 2010 dengan selalu meraih podium menjadikan Rusman Fadhil menjadi salah satu pebalap Yamaha Indonesia yang menjadi duta dalam final Yamaha Asean Cup 2010 yang berlangsung di Sirkuit Melaka, Malaysia.Ini merupakan prestasi pebalap mutiara hitam pertama asal Papua I dan Irian Jaya yang berkibar di pentas balap Nasional dan internasional.
Makanya dengan prestasi tersebut putra ke empat dari pasangan BM. Adiwarman dan Hj.Ermawati selalu menjadi duta bagi tanah kelahirannya. Pastinya, pebalap dengan nomor start # 27 ini tidak tampil mengecewakan dengan podium. Rider yang pernah berkarir memperkuat tim Sholtana ( Makassar ) dan Vincent Ronggolawe Racing Team ( Bangka belitung ), BKMS Yogyakarta, Tunggal jaya Motor ( TJM Racing ) Jakarta mulai di kenal publik ketika pebalap asal Maro, Merauke ini berprestasi mengangkat nama timnya.
Dalam debut membalapnya, rider kelahiran 18 Februari 1991 ini, 90% mendapatkan jam terbang saat berkarir dalam mengenal karakter motornya. Selain sharing ke mekanik dan pembalap senior seperti Floarianus Roy yang juga asal Papua. Performanya makin sempurna lagi berkat polesan dari manajer tim TJM Ade Taruna dan Tuner handal Hawadis yang selalu memberikan arahan perihal teknis. Baginya balap bukan hanya mengandalkan fisik yang merupakan pondasi tetapi juga skill dan aransemen dalam memanagemen dirinya sendiri.” Serbuan dan tekanan selalu kuat dalam setiap balapan, Cuma satu kata dalam benak saya semangat dan sabar,” ujarnya.
Semangatnya tentu saja didukung dengan komitmen dalam berlatih kebugaran dan motocross. Latihan Jogging di Stadion Mandaka Krida Yogyakarta dan di Sirkuit Maguharjo menjadi tempat favorit fadhil dalam berlatih motokros yang di lakukan 2 sampe 4 kali dalam seminggu.
Tekat mutiara hitam asal Papua ini adalah wujud semangat dunia balap Indonesia yang belum terendus pemerintah. Padahal para pebalap adalah pahlawan negara saat mereka tampil di ajang balap Internasional. Dunia balap juga adalah duta pariwisata baik untuk propinsi hingga negara Indonesia, kini kiprahnya membawa nama Papua di pentas balap Nasional didampingi yuniornya seperti Syahrul Amin dan Richard Taroreh yang bersama sama mempersembahkan medali emas untuk kontingen Papua Barat pada PON Jawa Barat 2017. ( ndr )