Indonesia Racing – Indonesia adalah negara dengan geliat kegiatan event balap paling banyak diselenggarakan. Mulai dari tingkat kejuaraan Daerah ( Kejurda ) One Make Race ( OMR ) Kejuaraan Nasional ( Kejurnas ) dan event motorsport spesifik hingga ke Fun Race. Nilai lebih lainnya adalah paling terbanyak di dunia dalam hal jumlah racing team dan komunitas racing. Selama ini kegiatan balap tingkat kejurda dan level kejurnas Motoprix diselenggarakan di sirkuit non permanen atau sirkuit dadakan yang tentu saja banyak kekurangan dalam hal safety berikut prasarananya. Hasilnya tentu saja para pebalap kurang maksimal memaksimalkan dan menambah kemampuannya.
Kendala dibalik besarnya talenta dan jumlah komunitas racing dan event motorsport di Indonesia adalah minimnya jumlah sirkuit permanen. Minimnya jumlah sirkuit, meski saat ini ada beberapa pemerintah setingkat kabupaten yang peduli dalam membangun sirkuit permanen di daerahnya. Semangat Bupati yang didasari akan hobi dan kepedulian prestasi talenta motorsport didaerahnya belum menyebar merata diseluruh wilayah Indonesia.
Kurangnya jumlah sirkuit adalah kendala utama pembinaan pebalap di Indonesia dan berujung perkembangan olahraga motorsport belum maksimal memenuhi derasnya talenta handal anak bangsa. Meski keberadaan sirkuit – sirkuit tersebut belum sesuai standar, namun itu harus kita apresiasi lebih dan sebagai motivator daerah lainnya.
Minimnya jumlah sirkuit mulai dari panjang dan lebar lintasan, sarana pendukung dan kualitasnya hingga infrastrukturnya, salah satu kendala anak bangsa menggali lebih dalam potensi dalam dirinya. Tentu ini berhubungann dengan kendala lahan yang rata – rata menggunakan lahan pribadi hingga lahan pemerintah daerah yang masih terbatas luasnya.Alhasil terbatasnya panjang dan lebar sirkuit permanen yang ada saat ini hanya terbatas untuk menyelenggarakan balap kelas underbone ( bebek ) dan maksimal sport 150cc.
Hanya di negara Asia Tenggara balap underbone, matik terselenggara dengan volume eventnya luar biasa jumlahnya. Salah satu sebabnya Asia Tenggara memang market terbesar untuk jenis bebek dan matik berkapasitas mesin kecil.
Meski minimnya jumlah sirkuit permanen di dalam negeri, namun dengan potensi handal dan jiwa sang juara, pebalap Indonesia mampu berprestasi di ajang balap Asia dan dunia. Kontribusi heroik dari pebalap Indonesia di kancah balap internasional mampu mengharumkan nama bangsa dengan kibaran bendera Merah putih dalam iringan lagu Indonesia Raya.
Perlu Satukan Sinergi Dari IMI- Pemerintah dan Swasta
Kondisi minusnya sirkuit permanen di Indonesia menjadi tanggung jawab dan tugas Ikatan Motor Indonesia ( IMI ) untuk menjembatani ke pemerintah pusat dalam hal ini melalui KEMENPORA dan KONI Pusat. Dalam satu kesempatan PP IMI melalui ketua umumnya Sadikin Aksa menjawab perihal statemen pemerintah yang menilai olahraga motorsport tidak ada proses pembinaan. Sadiki Aksa menjawab IMI menunggu pemerintah arah pembinaan apa saja yang di ingini pemerintah. Sejauh ini IMI beserta produsen dan ATPM telah banyak bekerja sama melakukan pembinaan ke pebalap.
Banyak saran dari penggiat motorsport di Tanah Air saran agar PP IMI lebih aktif realisasikan sebagai fungsi wadah tertinggi komunitas motorsport di Indonesia. Saran tersebut meliputi IMI membentuk tim khusus untuk untuk tim pencari bakat pebalap potensial dan dilanjutkan dengan program pembinaan. IMI harus lebih super ekstra bekerja sama terbuka dengan pemerintah dan swasta dalam mengembangkan potensi bakat anak negeri dan maksimalkan infrastruktur berupa sirkuit permanen berstandar internasional.
IMI yang bertekad menjadi lebih modern wajib memperbaiki prosedur perijinan, agenda balap dan mengontrol ketat penyelengara event motorsport. Regulasi juga wajib di pantau lagi agar kejadian – kejadian yang di nilai memicu kontroversi lebih di minimalisir. Motorsport adalah olahraga prestasi, soal regulasi harus dipantau jangan asal atau sembarangan mengetok palu regulasi tanpa melibatkan sharing dari pelaku balap.
Untuk mendukung keinginan lebih modern, IMI harus fokus mewujudkan sirkuit berstandar internasional, memajukan balap lokal, pembinaan berjenjang. Saatnya menghapus masalah klasik ajang balap di Indonesia, khususnya balap motor adalah fasilitas yang kurang memadai. Kendala tersebutlah yang selama ini menghantui gelaran balap motor di Indonesia sekaligus menghambat perkembangan balap lokal untuk berlaga di ajang balap internasional.
Campur tangan pemerintah melaui KONI dan lewat PP IMI sangat dibutuhkan untuk mewujudkan situasi motorsport Indonesia untuk lebih baik. Pemerintah sebenarnya mengetahui olah balap motor adalah olahraga popular di Indonesia dan terbukti telah berprestasi internasional. “Olahraga balap motor ini sudah lama kita ketahui dan anak-anak muda Indonesia sangat menggemari. Kita bisa lihat ketika MotoGP main, itu berapa juta orang bisa menonton mungkin bisa melebihi konser musik. Bahkan orang Indonesia ada yang datang saat MotoGP main di Malaysia,” buka Eko Sulistyo selaku Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
Dari uraiannya yang disampaikan staf kepresidenan tidak menampik jika arena balap motor sudah menjadi bagian dari olahraga yang digemari masyarakat. Akan tetapi, pemerintah sendiri mengaku sulit untuk bisa mengakomodir semua penghobi balap motor. Keinginan penggemar motorsport Indonesia adalah kembali mendatangkan tontonan MotoGP ke Indonesia seperti tahun 1996/1997 silam.
Soal kualitas, pebalap Indonesia mampu bersaing di ajang baalp Internasional. Point pentingnya adalah pembinaan, mewujudkan sirkuit dan dunia balap Indonesia yang lebih baik. Misi dan Visi tesebut telah Indonesia Racing dengungkan dengan mengundang mendukung petisi mendukung terwujudny sirkuit dan pembenahan dunia balap Indonesia untuk lebih baik lagi. Tentunya banyak talanta muda yang ingin berprestasi internasional seperti Galang Hendra, Gerry Salim, Dimas Ekky, Andi Gilang. Mari saatnya memgisi petisi dukungan untuk industri balap Indonesia lebih baik lagi dengan bergabung di Indonesia Racing. Untuk pemerintah mari lebih fokus siapkan porsi lebih baik untuk memperhatikan komunitas racing di Indonesia dan sarana sirkuitnya.